PER-1 AGUSTUS DIBUKANYA KEMBALI MUSEUM TRINIL DENGAN MENGEDEPANKAN PROKES YANG KETAT BISA DINIKMATI PELAJAR DAN MASYARAKAT UMUM

Ngawi, Pojok Kiri - Museum Trinil merupakan salah satu tempat belajar tentang sejarah ilmu pengetahuan sekaligus destinasi wisata pendidikan masih menarik perhatian pengunjung. situs bersejarah atau museum yang berada di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi,merupakan sebuah desa di pinggiran sungai Bengawan Solo. Penemuan fosil manusia purba di Trinil, awalnya ditemukan oleh Eugene Dubois.

“Kebanyakan yang datang adalah rombongan anak-anak dan pelajar, baik dari dalam maupun luar Kabupaten Ngawi,mulai 1 agustus sudah mulai di buka tapi mengedepankan protokol kesehatan/prokes ” ujar Suyanto Sekdin Disparpora.

Koleksi fosil yang ada di museum trinil selain memamerkan manusia kera yang dikenal dengan Phitecantropus Erectus diantaranya juga fosil tulang rahang bawah macan (Felis Tigris), fosil gigi geraham atas gajah (Stegodon Trigonocephalus), fosil tanduk kerbau (Bubalus Palaeokerabau), fosil tanduk banteng (Bibos Palaeosondaicus), serta fosil gading gajah purba (Stegodon Trigonocephalus).

Lebih lanjut Suyanto mengatakan yang menarik dalam Museum trinil adalah menyimpan fosil manusia kera yang dikenal dengan Phitecantropus Erectus yang ditemukan oleh Dubois pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1892. Selain itu ditemukan fosil banteng dan gajah purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan dalam ilmu sejarah kepurbakalaan.

" Semoga dengan dibukanya kembali museum trinil minat berkunjung masyarakat semakin tinggi " harapnya.( BAMS )