Madiun, Pojok Kiri – Miftachul Huda merupakan seorang petugas Pengelola Data Jaminan Kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit Paru Manguharjo Kota Madiun. Ia juga menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang berasal dari segmen Pekerja Penerima Upah. Pria yang akrab disapa Huda ini menceritakan bagaimana pengalaman dirinya saat menggunakan layanan jaminan kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan tersebut.
“Berhubung saya kerjanya banyak di depan komputer, akhirnya ya harus pakai kacamata. Dari situlah saya mulai meggunakan kartu JKN-KIS saya. Mulai dari berobat ke poli mata, hingga ke optik untuk mendapatkan kaca mata ini,” cerita Huda.
Sebagai seorang petugas rumah sakit, dirinya sudah mengetahui bagaimana alur pelayanan jika akan memperoleh layanan kaca mata. Dimulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) kemudian ke poli mata yang ada di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk memperoleh resep yang ditujukan ke optik.
“Karena sudah paham bagaimana alurnya, ya tinggal jalan sesuai alurnya saja. Tidak ada masalah sampai akhirnya saya bisa mendapatkan kaca mata. Jadi tidak ada istilah ribet atau dipersulit ya, pada prinsipnya harus sesuai alur pelayanannya,” kata Huda.
Meskipun selain itu Huda belum pernah lagi menggunakan layanan program jaminan kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan, ia merasa sudah terbantu dengan klaim kaca mata tersebut. Dan dalam kesempatan itu Huda juga menggaris bawahi terkait alur pelayanan yang harus dipahami oleh masyarakat supaya pemikiran tentang susahnya menggunakan program JKN-KIS bisa dihilangkan.
“Saya kebetulan juga sering menangani pengaduan dari pasien yang berobat menggunakan kartu JKN-KIS. Mereka yang kurang memahami terkait alur pelayanan itulah yang pada akhirnya mengeluarkan statement bahwa berobat menggunakan JKN-KIS itu ribet. Padahal sekali lagi saya tegaskan tidak. Buktinya saya juga menggunakannya untuk klaim kaca mata, sama sekali tidak ada kendala,” tegasnya.
Oleh karena itu Huda berpesan kepada masyarakat agar membuka lagi pemahaman terkait alur pelayanan program JKN-KIS. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada lagi pemikiran bahwa berobat menggunakan program JKN-KIS itu susah dan dipersulit.
“Ya harapannya, dari BPJS Kesehatan untuk tetap menjaga kualitas layanan jaminan kesehatan dan dari masyarakat untuk bisa memahami aturan dan alur pelayanan. Sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik dan tentunya demi berjalannya program jaminan kesehatan itu sendiri,” tutup Huda.
Artikel ini juga tayang di jamkesnews.com dengan judul, Huda : Tidak Ada Istilah Ribet Jika Kita Paham Alur Pelayanan. (ar/tk/yah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar