Ir. H. Budi Sulistyono Sebut Ngawi Hingga Kini Masih Zero Covid-19 - Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman Kumpulan Berita Dan Informasi Terkini

Ir. H. Budi Sulistyono Sebut Ngawi Hingga Kini Masih Zero Covid-19

Share This
Ngawi, Pojok Kiri - Berdasarkan release dari Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP), Surabaya tentang laporan hasil pemeriksaan Laboratorium BBTKL-PP Surabaya, Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono malaksanakan Konferensi Pers terkait Perkembangan Covid-19 di Kabupaten Ngawi, Selasa (14/04/2020).

Dalam konferensi pers tersebut, Ir. H. Budi Sulistyono menyatakan bahwa status pasien dalam pengawasan (PDP) No. 8, salah satu warga Karanganyar, Kabupaten Ngawi yang tercatat sebagai pasien ibu hamil dengan usia kehamilan 9 bulan, berdasarkan hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) dinyatakan negatif.

Awalnya pada tanggal 8 hingga 11 Maret 2020 PDP 8 ini tengah mengikuti kegiatan kelas ibu hamil di Desa Sriwedari dan pada tanggal 18 Maret 2020, Bidan Pariah yang bertugas saat itu mengantarkan pemberian makanan tambahan (PMT) ke rumah PDP 8. Kemudian pada tanggal 21 hingga 22 Maret 2020 PDP 8 ini melakukan perjalanan ke rumah orangtuanya yang baru pulang dari Jakarta di Desa Banglean Doplang Blora Jateng dan pada tanggal 22 Maret 2020 PDP 8 kembali ke Karanganyar, dan sekitar tanggal 29 hingg 30 Maret 2020 mengeluh ada bintik merah di paha dan bagian perutnya, kemudian pada tanggal 2 April 2020, PDP 8 di periksa oleh bidan Lina dan dikonsultasikan ke Dokter Rina Pangestuti.

Pada tanggal 6 April 2020, PDP 8 periksa ke Bidan Pariyah Desa Sriwedari kemudian dilakukan VT, pada tanggal 7 April 2020 karena ada kecurigaan terhadap bintik merah tersebut kemudian PDP 8 dirujuk ke RSUD dr. Soeroto Ngawi dan dilakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) oleh RSUD dengan hasil positif.

Selanjutnya pada tanggal 8 April 2020, Rapid Diagnostic Test diambil Swab PCR oleh RSUD. Kemudian Tim Surveilans Dinkes dan Puskesmas Karanganyar melakukan tracing dan RDT kepada 15 kontak erat dengan hasil semuanya negatif. Pada tanggal 9 April 2020 dilakukan RDT kedua kepada PDP 8 dengan hasil negatif. Tanggal 10 April 2020, PDP 8 melahirkan bayinya, selanjutnya sampai tanggal 12 April 2020 hasil Swab Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) belum keluar. Hingga tanggal 13 April 2020, Kondisi PDP 8 dan bayinya dalam keadaan sehat. 

Untuk PDP 9, salah satu warga Kedunggalar yang diagnosa PDP oleh RSUD dr. Soedono Madiun, Ir. H. Budi Sulistyono menerangkan, pada tanggal 29 Maret 2020 yang besangkutan pulang dari Jakarta ke rumahnya di Kedunggalar. Sesampainya dirumah pihak keluarga melaporkan kepulangan PDP 9, pada ketua RT setempat, selanjutnya ketua RT melapor ke Puskesmas Kedunggalar. Petugas Puskesmas memotivasi PDP 9 untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari yang rencananya dilaksanakan mulai tanggal 29 Maret hingga 8 April 2020. Isolasi dilakukan dirumah seorang diri, istrinya hanya datang untuk mengirimkan makan dan minum.

Hari Jum'at (03/04/2020) petugas Surveilans dari Puskesmas Kedunggalar melakukan kunjungan untuk cek kondisi pasien setelah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Hasil dari kunjungan tersebut tidak ada keluhan atau gejala yang muncul. Namun pada hari Rabu (08/04/2020) saat pasien melakukan General Checkup di RSUD dr. Soedono Madiun, sore harinya sekitar pukul 16.00 keluarga ditelepon dan diberitahu bahwa yang bersangkutan dinyatakan sebagai PDP dan harus di rawat di Ruang Isolasi.

Hari Kamis (09/04/2020) pukul 09.00 WIB, dilakukan Pengambilan sampel Swap terhadap PDP 9, saat itu pihak RSUD dr. Soedono Madiun menghubungi Tim Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, dan akan dilakukan pengambilan sampel swab. Kemudian pada pukul 12.00 WIB, petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi mengambil sampel dimaksud ke RSUD dr. Sudono untuk dikirim ke BBTKL-PP Surabaya. 

Hingga Senin, (13/04/2020) hasil pemeriksaan swab belum keluar dan pasien masih dalam perawatan di RSUD dr. Sudono Madiun dengan catatan di RSUD dr. Soedono Madiun, terhadap pasien tidak dilakukan Rapidtes.

Kemudian, untuk PDP 10 salah satu warga Widodaren, yang di nyatakan positif berdasar diagnosa Diabetes Mellitus (DM), Stroke Hemorraghic, Cardiogenic dan Rapid, Ir. H. Budi Sulistyono menuturkan, PDP 10 Rawat Inap di Klinik Winongo Sragen, Jawa Tengah selama 4 hari, mulai tanggal 23 hingga 26 Maret 2020. Kemudian pada tanggal 26 Maret PDP 10 pulang walaupun masih ada keluhan dan belum sehat, setelah 12 (dua belas) hari sejak pulang dari Klinik Winong, pada hari Selasa (07/04/2020) pukul 10.40 WIB, PDP 10 melakukan pemeriksaan di Puskemas Walikukun, sayangnya yang bersangkutan tidak mau menceritakan secara jujur Riwayat Perjalanan atau Riwayat Resioko selama 14 (empat belas) hari sebelum sakit. PDP 10 diagnosa infeksi Paru dan Typhoid dan malam hari itu juga, PDP 10 dirujuk ke RSU Widodo Ngawi. Pukul 23.50 WIB, PDP 10 masuk ke ruang isolasi. Selanjutnya, hari Rabu (08/04/2020) dilakukan RDT atau Rapidtes kepada PDP 10, hasilnya Positif dengan diagnosa DM, Stroke Hemorraghic, Cardiogenic dan Rapid, status Pasien adalah PDP.

Kemudia pada hari Kamis (09/04/2020) RSU Widodo Ngawi merujuk PDP 10 ke RSUD dr. Soedono Madiun dan pada Jum'at (10/04/2020), bertempat di RSUD dr. Soedono Madiun, terhadap PDP 10 dilakukan Swab dan selanjutnya Swab diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi untuk dikirim ke BBTKL Surabaya oleh kurir.

Lalu Pada tanggal 11 April 2020 Dilakukan Penelusuran dan RDT Terhadap Orang terdekat dan tenaga kesehatan yang merawat yang terdapat dalam Riwayat Kontak dengan Pasien para kontak terdiri dari 3 orang keluarga dekat dan 11 tenaga kesehatan yang jaga selama 2 hari di Rawat Inap Puskesmas semua di Rapidtes, total 14 Slide negative. Dan rencananya pada hari Selasa (14/04/2020) akan dilakukan penelusuran kepada pihak keluarga di Desa Pilangkenceng melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

Selanjutnya, PDP 11, salah satu warga Jogorogo yang bekerja sebagai karyawan swasta di Bali, Ir. H. Budi Sulistyono memaparkan, menurut informasi dari keluarga terdekat dan teman yang ada di Bali awalnya PDP 11 tidak kelihatan beberapa hari di tempat kerja, akhirnya oleh teman-temannya ditengok ditempat kostnya, saat itu PDP 11 terlihat tergeletak lemas di kamar kost dan akhirnya dibawa ketempat pelayanan kesehatan.

Hari Jum'at (10/04/2020), atas inisiatif keluarga, PDP 11 dibawa pulang ke ngawi dengan diantar ambulans dari Bali berangkat pada pukul 10.00 waktu setempat dan sampai di Ngawi tanggal 11 April 2020 pukul 17.00 WIB sore hari dengan pengantar sopir dan satu asisten sopir. Setiba di Ngawi pasien dijemput di pinggir jalan oleh ibu dan saudara dekatnya kemudian PDP 11 langsung dibawa ke RSUD dr. Soeroto Ngawi. Sebelum dibawa ke RSUD dr. Soeroto Ngawi, keluarga sempat konsultasi di RSI At-tin Husada Ngawi dan disarankan untuk dibawa ke RSUD dr. Soeroto Ngawi dan langsung dilakukan RDT dengan hasil negative. Ibu dari PDP 11 kemudian langsung pulang ke Girimulyo. Adapun Ibu dari PDP 11 saat ini tinggal satu rumah nenek dan tiga saudara kandung dari PDP 11. Selanjutnya pada hari Minggu, (12/04/2020) dilakukan RDT kepada kedua orang tua PDP 11 sebanyak dua kali dengan hasil negatif.

Akhirnya pada Hari Senin (13/04/2020) di lakukan pengambilan Swab PCR kepada PDP 11 dan dikirimkan ke BBTKL-PP Surabaya untuk dilaksanakan pemeriksaan laboratorium saat itu PDP 11 masih di rawat di RSUD dr. Soeroto Ngawi dan rencananya pada tanggal 14 April 2020 akan dilakukan Rapidtes terhadap nenek dan ketiga saudara kandung PDP 11.

"Dengan demikian hingga saat ini, Kabupaten Ngawi masih dalam status zero Covid-19," ujar Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono mengakhiri Konferensi Persnya.

Penulis   : Ferdy Raspiantori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

Pages