BANNER YANG DIPASANG DIANGGAP SAMPAH OLEH MASYARAKAT SUMBERAGUNG - Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman Kumpulan Berita Dan Informasi Terkini

BANNER YANG DIPASANG DIANGGAP SAMPAH OLEH MASYARAKAT SUMBERAGUNG

Share This
Kediri-Jombang, Pojok Kiri, Masyarakat Sumberagung kecamatan Peterongan kabupaten Jombang, beberapa waktu lalu melakukan pelaporan terkait adanya penyalahgunaan wewenang dan atau diduga pihak mantan kepala desa (kades) telah melakukan tindak korupsi terkait tukar guling tanah ganjaran dan juga diduga, dengan kekuasaannya pihak mantan kades melakukan penutupan akses jalan menuju tempat pemakaman umum (TPU) ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jombang.

Merasa tidak pernah lakukan hal itu pihak mantan kepala desa Sumberagung Shodikin, menurut informasi masyarakat setempat membuat dan memasang banner dengan bertuliskan hati-hati tuntutan dan hukuman karena anda telah memfitnah orang, menuduh orang korupsi tanpa bisa membuktikan, tanda tangan anda harus dipertanggung jawabkan. Tulisan ini oleh sebagian besar masyarakat setempat menjadi cibiran.

Sebab menurut mereka, tulisan yang bernada menakut-nakuti, malah menjadi kekuatan bagi masyarakat pelapor untuk tetap menghadang pencalonannya menjadi kepala desa lagi, periode 2019-2025. Hal ini disebabkan Shodikin saat menjabat kepala desa sampai saat ini, dianggap sudah tidak amanah lagi, bahkan perbuatannya diduga telah melanggar hukum korupsi (hanya memperkaya diri).

Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu warga yang namanya enggan untuk dikorankan mengatakan, kalau pihak pelapor terkait dugaan korupsi pihak kepala desa yang saat ini mencalonkan lagi, adalah organisasi kemasyarakatan, yang menurutnya sangat independen, jadi dengan adanya banner yang terpasang dengan tulisan yang seakan-akan mendiskreditkan masyarakat dan dianggap juga oleh masyarakat adalah sampah, malah membuatnya akan semakin berani.

"Seharusnya kades lebih bijak dalam menghadapi tuntutan warga, bukan malah membalas dengan banner yang bertuliskan dan bernada menakut-nakuti, tapi seharusnya, para penuntut atau pelapor diajak duduk satu meja, saya jamin akan ketemu solusinya, asal jangan mencari menangnya sendiri dan menganggap argumennya yang paling benar," ujarnya sambil mewanti-wanti namanya untuk tidak dikorankan karena dirinya tidak mau dikira lakukan black campaign disebuah warung kopi.

Dengan adanya isu tersebut, pihak koran ini mencoba mencari tahu dan mencari kejelasan dari pihak mantan kepala desa Sumberagung yang saat ini mendaftarkan diri menjadi kepala desa lagi. Tapi sayang, saat mendatangi rumahnya menurut informasi, pihak kades sedang tidak berada ditempat (rumah). Sedangkan saat ditanya keberadaannya kira-kira dimana, ia juga menjawab "tidak tahu". (SfI) tu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

Pages