Wakil bupati Nganjuk beserta wakil DPRD Nganjuk dalam
memberikan sambutan wayangan
Nganjuk, PKM.- Dalam rangka perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta
yang telah memberikan rejeki selama satu tahun melalui hasil bumi, kepala
kelurahan Tanjunganom mengajak masyarakatnya untuk meningkatkan ketaqwaan dan
keimanannya dengan melakukan serangkaian kegiatan mulai dari khataman Al quran,
Tahlilan (mendoakan orang pertama yang dipercaya sebagai babat alas Tanjunganom
dan para ahli kubur para masyarakat setempat) sampai mengadakan hiburan
kesenian rakyat, "wayang kulit", (dimulai sejak 15 September-5 Oktober
2018).
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang ki Cahyo
Kuntadi dari Surakarta dengan lakon "Wahyu Widayat", yang bertujuan
agar kita selalu ingat akan konsep kekuasaan. Wayang sebagai acara pamungkas
karena mimiliki filsafat universal, mitos masyarakat Jawa sebagai bentuk
penjelasan perjalanan dunia yang diyakini sampai sekarang sebagai bentuk
kebenaran. Demikian juga tentang lakon yang diambil adalah sebagai pembentuk
pancering ratu tanah Jawa.
Acara yang diselenggaraka di alun-alun eks kawedanan
Tanjunganom dihadiri oleh wakil bupati Nganjuk Dr, Drs, H. Marhaen Djumadi, SE,
SH, M.H, M.B.A, wakil ketua DPRD Sumardi, SH, Kasat Pol PP Drs. Abdul Wakhid,
M.M, Camat Tanjunganom M. Makrub, S.Sos, Kapolsek Warujayeng Kompol Edy
Hariadi, S.I.P, Danramil 0810/10 Tanjunganom Kapten inf Hadi Prayitno, forum
pimpinaan kepala desa dan kelurahan se-Tanjunganom serta tampak juga dikursi
undangan mantan Lurah Tanjunganom Tribuwono dan ribuan masyarakat sekitar yang
menyaksikan hiburan wayang kulit dengan antusiasnya.
Kepala kelurahan/ Tanjunganom kabupaten Nganjuk
Rianto SH.
Pada acara kali ini pihak kepala kelurahan/kecamatan
Tanjunganom kabupaten Nganjuk Rianto, SH, dalam sambutannya memaparkan, dari
jumlah penduduk 6,645 jiwa, lebih dari 50% penduduknya adalah petani, dan
bahkan didaerahnya banyak berdiri pondok pesantren dengan ribuan santriwan dan
satriwati dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan di kelurahan ini sesuai
dengan data yang ada sebanyak 100 orang berprofesi sebagai guru ngaji.
"Sebagaimana harapan kita bersama pada tahun 2019
kelurahan Tanjunganom bisa menjadi kelurahan santri, hal ini sebanding dengan
program kelurahan bebas buta aksara Arab (melek Al-quran), tapi asa kita akan
menjadi berat tanpa ada kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah
kelurahan, mari kita sukseskan program yang mulia ini dengan membentuk kelompok
belajar Taman Pendidikan Quran (TPQ) dewasa dan.lansia," sambutnya.
Bahkan Rianto juga mengucapkan trimakasih kepada semua pihak
terutama masyarakat kelurahan Tanjunganom yang begitu antusias ingin
melaksanakan semua kegiatan ini bisa terselenggara hingga sukses.
"Trimakasih kepada panita pelaksana kegiatan ini, yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikirannya demi kesuksesan acara ini serta juga tidak lupa
saya ucapkan trimakasih kepada masyarakat kelurahan Tanjunganom yang telah
berpartisipasi dalam kegiatan sedekah bumi ini dengan semarak dan lancar,"
sambutnya lagi.
Sementara wakil bupati Nganjuk Dr, Drs, H. Marhaen Djumadi,
SE, SH, M.H, M.B.A dalam sambutannya, mengingatkan kepada warga masyarakat
kelurahan Tanjunganom pada khususnya masyarakat Nganjuk pada umumnya untuk
berani lapor kepada camat atau kepada dirinya jika ada pelayanan.yang kurang
memuaskan, bahkan ia juga menghimbau kepada masyarakat secara luas agar lebih
mengedepankan dialog apabila terdapat persoalan di tingkat desa/kelurahan.
"Setiap persoalan pasti ada solusinya, karena itu mari
kita kedepankan dialog yang sejuk, damai dan bermartabat, bukan langsung
melakukan demo atau unjuk rasa, walau hal itu tidak dilarang oleh
undang-undang, tapi alangkah baiknya kita awali penyelesaiannya lewat dialog di
desa/keluharan, tapi kalau juga tidak kunjung tuntas baru ke-kecamatan tapi
kalau juga belum ada titik temu bisa langsung ke bupati atau ke saya,"
sambut wakil bupati Nganjuk.
Hal yang lain juga disampaikan oleh wakil ketua DPRD Nganjuk
Sumardi, SH yang juga tokoh masyarakat Tanjunganom disela-sela pagelaran wayang
kulit, kegiatan ini adalah salah satu wujud kerukunan antar masyarakat yang
perlu kita tingkatkan lagi keberadaanya, peran serta masyarakat untuk
tetap melestarikan gotong royong bisa
kita lihat disetiap kegiatan yang telah dilaksanakan sampai pada puncaknya
malam ini (05/10).
"Kesuksesan dalam pagelaran kali ini tidak lepas dari
peran serta masyarakat kelurahan Tanjunganom yang masih memegang teguh tradisi
gotong royong, sebagaimana pribahasa ringan sama dijinjing berat sama dipikul,
hal ini adalah penggambaran masyarakat kelurahan Tanjunganom yang mengedepankan
kerukunan dan kebersamaan dalam hidup bersosial dan berbudaya, hal ini tidak
lepas dari sosok pemimpinnya yang mengedepankan kesejahteraan warganya,"
pungkas politikus kawakan dari Partai Golkar yang penuh bangga terhadap kepala
kelurahan Tanjunganom yang sarat inovasi dan kreatif. (Ind)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar