Ket foto : Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk dr. Achmad Noeroel Cholis
Nganjuk. Pojok Kiri.-Salah satu indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah ketersediaan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) yang ramah anak. Bukan hanya tenaga pelayanan medik yang lebih
mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan
keluarga. Tapi sektor pembangunan sarana dan prasarana (Sarpras) yang mengacu
pada nuansa anak juga harus mendukung.
Kendati Sarpras pada Puskesmas di kabupaten Nganjuk masih
belum memadai seperti apa yang dikatakan oleh kepala dinas kesehatan ( Dinkes)
dr. Achmad Noeroel Cholis tetap berupaya memaksimalkan mutu kesehatan terus
ditingkatkan, seperti dari unsur dokter, perawat, dan bidan yang dituntut
memberikan kontribusi pelayanan yang baik dan efektif.
"Konsep dan ide kesehatan di Nganjuk saya kira sudah
cukup bagus karena disetiap Puskesmas sudah mampu terapkan orientasi deteksi
dini dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah masing-masing Puskesmas,
jadi sektor sumber daya manusia saya kira sudah cukup bagus," ujarnya.
Bahkan melalui dinas kesehatan ditiap Puskesmas diharap
mempunyai konsep management pelayanan kesehatan berbasis peduli anak karena hal
ini akan menjadi sangat efektif dalam merubah image anak-anak pada Puskesmas
yang mungkin selama ini sangat menakutkan. Semua ini bentuk kepedulian Dinkes
dalam mensukseskan program KLA, khususnya Pelayanan kesehatan yang ramah anak.
Bentuk penanganan terhadap anak dalam mengurangi bahkan
menghilangkan rasa trauma saat bertemu para tenaga medis yaitu dengan membuat
konsep akrab terhadap lingkungan dan kehidupan anak. Sedangkan satu hal yang
menjadi kendala atau masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi dinkes kabupaten
Nganjuk akan ketersediaan tempat bermain.
"Konsep yang bagus tanpa diimbangi anggaran yang
memadai juga sangat naif, dimana ketersediaan tempat bermain anak minimal
ketersediaan ruang tunggu yang bernuansa anak ditiap Puskesmas sudah harus ada,
karena hal ini diharap mampu membuat anak menjadi tertarik dan betah, yang
secara psikis mampu memberikan percepatan kesembuhan pada pasien.anak,"
ujarnya lagi.
Masih menurut Noeroel Cholis untuk menjadikan Puskesmas
ramah anak harus memenuhi 8 dari 15 indikator, kedelapan komponen pelayanan
ramah anak (PRA) diantaranya 1. Ketersediaan SDM yang profesional, 2. Sarana yang memadai 3. Prasana yang
mendukung terhadap anak, 4. Lingkungan yang nyaman, 5. Pelayanan, 6.
Pengelolaan, 7. Partisipasi anak, 8. Pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan pemenuhan dari indikator tersebut di kabupaten
Nganjuk baru terakriditasi dua Puskesmas yaitu Puskesmas kecamatan kota dan
Puskesmas kecamatan Patianrowo, sedangkan 18 dari 20 Puskesmas yang lain, lima
indikator sudah terpenuhi. Sedangkan tiga indikator sisanya masih terkendala
anggaran dan sebagian masih dalam taraf pembangunan.
Sarpras dan lingkungan adalah salah satu pokok yang harus
tersedia ditiap Puskesmas dan klinik pelayanan kesehatan, yang kesemuanya ada
enam item diantaranya 1. Tersedianya sarana dan media komonikasi, informasi,
dan edukasi terkait kesehatan anak, 2. Ruang tunggu dan bermain anak yang aman,
3. Ketersediaan ruang laktasi, 4. Terdapat tanda peringatan dilarang merokok
atau bebas asap rokok, 5. Terdapat sanitasi lingkungan Puskesmas yang sesuai
stadart dan yang terakhir ke-6. Ketersediaan sarpras bagi anak penyandang
disabilitas.
"Alhamdulillah meski terkendala anggaran, Puskesmas
yang ada di kabupaten Nganjuk sudah 70% memenuhi standart kelayakan pelayanan
ramah anak dan In sya Allah pada akhir tahun 2019 semoga pencapaiannya bisa
mencapai 100%," pungkasnya. (Ind)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar