JKN-KIS: WUJUD NYATA GOTONG ROYONG BAGI ADI - Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman Kumpulan Berita Dan Informasi Terkini

JKN-KIS: WUJUD NYATA GOTONG ROYONG BAGI ADI

Share This
Madiun, Pojok Kiri – Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) merupakan kebanggaan tersendiri bagi Adi Mulyo Prasetyo. Walaupun selama ini dirinya belum pernah memanfaatkan kartu JKN-KIS miliknya untuk berobat baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ataupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Lelaki berusia 28 tahun tersebut merupakan salah satu peserta program JKN-KIS yang berasal dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) di salah satu kantor perbankan. Adi mengaku bahwa sebelum terdaftar sebagai peserta dari segmen PPU pun, dirinya terdaftar sebagai peserta mandiri. Artinya sebelum pembayaran iuran dilakukan dengan sistem potong gaji, dirinya juga pernah merasakan menjadi peserta mandiri yang memiliki kewajiban untuk membayar iuran setiap bulannya.

“Saya justru merasa bersyukur selama ini belum pernah menggunakana kartu JKN-KIS tersebut. Itu artinya saya selama ini diberikan kesehatan sehingga jaminan kesehatan tersebut bisa dimanfaatkan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan jaminan kesehatan terlebih dengan biaya tinggi,” cerita Adi.

Menjadi karyawan di salah satu perbankan yang juga menjadi mitra BPJS Kesehatan seolah membuka pemikirannya akan penting dan bergunanya program jaminan kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan. Terlebih bagi mereka yang benar-benar memiliki kesadaran akan kewajiban menjadi peserta JKN-KIS dalam membayar iuran, dapat memanfaatkan jaminan kesehatan tersebut kapanpun dan dimanapun.

“Kebetulan banyak juga nasabah yang membayar iuran di sini, ketika saya tanya ada yang memang rutin menggunakan kartu JKN-KIS untuk berobat seperti ginjal dan jantung. Di situ saya mulai berpikir ternyata di sini letak makna gotong royong yang sesungguhnya,” kata Adi.

Meskipun sampai dengan saat ini Adi membayar iuran dengan sistem potong gaji setiap bulannya, dirinya mengaku ikhlas dan sangat berharap bahwa iurannya bersama iuran peserta lain yang jarang memanfaatkan jaminan kesehatan tersebut dapat digunakan untuk membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan biaya pelayanan kesehatan yang tinggi.

“Itulah makna gotong royong dalam program JKN-KIS ini, yang sehat membantu yang sakit, yang mampu membantu yang kurang mampu. Program jaminan kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, dan sebagau warga negara yang baik sudah seharusnya kita saling bergotong royong agar bisa ikut menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat,” tutup Adi.(ar/tk/yah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

Pages