BERSAMA JKN-KIS, WALAUPUN TERKENA HEMOFILIA TETAP BEKERJA DENGAN NIKMAT - Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman Kumpulan Berita Dan Informasi Terkini

BERSAMA JKN-KIS, WALAUPUN TERKENA HEMOFILIA TETAP BEKERJA DENGAN NIKMAT

Share This
Madiun, Pojok Kiri – Semangatnya untuk tetap bekerja sangatlah tinggi, meskipun terkadang kondisi fisik yang kurang bersahabat. Ialah Febriyanto Gozali (30), pemuda yang sejak kecil diketahui menderita penyakit hemofilia.
Febri, begitu sapaan akrabnya, merupakan anak kedua dari dua bersaudara di keluarganya. Beruntung sang kakak tidak juga menderita penyakit serupa. Seperti kita ketahui bahwa hemofilia merupakan penyakit bawaan yang dapat diturunkan  karena mutasi gen yang mengakibatkan perubahan dalam untaian DNA (kromosom) sehingga membuat proses dalam tubuh tidak berjalan normal.
“Awalnya kelas 1 SD dulu pernah jatuh, mulutnya berdarah dan enggak berhenti darahnya. Diperiksakan ke dokter, sampai dirujuk ke beberapa rumah sakit dan akhirnya dibilangin kalau ternyata hemofilia,” cerita Febri.
Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID), Febri sangatlah bergantung pada keberlangsungan program JKN-KIS ini.
Hal itu disebabkan karena Febri setiap dua minggu sekali harus melakukan kontrol dan mendapatkan terapi suntikan, dimana suntikan tersebut sangatlah diperlukan agar dirinya dapat beraktivitas dengan normal.
“Kalau tidak pakai JKN-KIS saya tidak tahu mampu atau tidak membiayai pengobatan ini. Membayangkan untuk biaya transportasi saya bolak balik rumah ke rumah sakit saja sudah lumayan banyak, gimana kalau harus memikirkan biaya berobatnya,” katanya.
Kondisi ekonomi keluarga Febri membuatnya harus tetap bersemangat dan mempunyai keyakinan bahwa hemofilia bukan penghalang baginya untuk terus berjuang membantu kedua orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Dulu saya sempat jadi sales, tapi karena pekerjaannya harus selalu keliling, akhirnya karena kecapekan sampai-sampai pendarahan di kepala. Setelah itu orangtua saya melarang untuk bekerja seperti itu. Tapi saya juga mikir enggak mungkin selamanya hanya bergantung sama orang tua, ya akhirnya saya terpikir untuk membuka usaha kecil-kecilan di rumah seperti ini,” ceritanya sembari menunjukkan usaha warung kelontong dan penyewaan palystation.
Dirinya merasa beruntung masih diberikan nikmat kesehatan meskipun harus didapatnya dengan rajin dan telaten dalam melakukan pengobatan, karena dirinya yakin di luar sana masih ada orang-orang yang kondisinya jauh lebih membuatnya bersyukur.
“Program JKN-KIS selalu mendampingi saya dalam melawan sakit yang selama ini membersamai saya, saya harusnya bersyukur dan tidak malas-malasan untuk berobat. Karena seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Program JKN-KIS. Saya hanya ingin seperti teman-teman seusia saya, bisa bekerja, bisa punya uang sendiri, tidak menyusahkan orang tua. Jadi saya harus bersemangat menikmati hidup sebagai penderita hemofilia, agar saya bisa membanggakan orang tua,” tutupnya.(yah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

Pages