APA YANG KITA CARI.....? - Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman Kumpulan Berita Dan Informasi Terkini

APA YANG KITA CARI.....?

Share This

(Dalam life story Budi Jalak Tak Mau Berdiam Diri) 

 

Ngawi, Pojok Kiri - Selalu menginspirasi. Dua kata yang sudah biasa kita dengarkan untuk memberikan penilaian terhadap seorang tokoh yang berkesan bagi orang lain, terutama pada yang diidolakan entah karena kagum akan ketokohannya, kepribadiannya, gagasan pemikirannya atau sekedar karena faktor ada hubungan kekerabatan, dekat secara personal, karena kagum dari cerita mulut ke mulut dan atau karena faktor pemberitaan media baik media sosial kekinian atau media konvensional. 


Akan tetapi kalimat " selalu menginspirasi "  itu, - setidaknya menurut penulis - tidak pas disematkan kepada Ketua MDS RA GP. Ansor Cabang Ngawi Sahabat Budi Cahyono. Karena yang tepat untuk menggambarkan sosok tokoh muda Ngawi yang supel ini adalah " selalu bergerak ".


Kenapa bisa dikatakan seperti itu ?  Tak lain dan tak bukan di bawah tangan dinginnya MDS RA Cabang Ngawi terus bergeliat melakukan khidmahnya secara riil dan kongkrit.  


Flashback kalau mau berdiam diri sudah dilakukan saat Sahabat yang bisa bergaul dengan  semua kalangan ini kalah dalam kontestasi pemilihan Ketua GP. Ansor Cabang Ngawi tiga tahun lalu.


Kalau tidak punya jiwa penggerak, salah satu tokoh pegiat Majelis Semaan Al-Quran Jantiko Mantab "Moloekatan" ini bisa jadi sudah muthung -bhs Jawa - (cuek) pada organisasi pengkaderan ini karena kecewa saat dipecundangi oleh kekuatan (patut diduga) beraroma conflict of interes pada hajatan yang digelar lima tahun sekali itu. 


Elegannya Sahabat yang biasa dipanggil Budi Jalak ini walaupun bisa dikatakan "sakit hati" ghirah ber-Ansor-nya tidak lantas menjadi kendor. Malah menjadi terpacu untuk terus bergerak mencetak kader-kader militan.  Terbukti di bawah tangan dinginnya MDS RA Cabang Ngawi terus berkhidmah secara nyata, diantaranya melaksanakan rutinan munajat Ratibbul Haddad dan mengadakan Diklat kader yaitu Dirosah, baik ula dan wustho.


Bapak dua anak ini seakan mempunyai indra keenam bila suatu saat sistem pengkaderan akan kehilangan ruhnya. Hal ini menurutnya jika pengkaderan hanya berorientasi pada mengejar kuantitas, kesamaptaan fisik/jasmani dan performance semata. 


Oleh karena tidak menginginkan hal itu terjadi sebagai langkah cerdas dan waskita (berwawasan ke depan) sesuai bidang garapnya Sahabat yang sering dipanggil juga sebagai Kyai Tapak Jalak ini merekrut generasi muda alumni ponpes untuk dikader melalui wadah Dirosah MDS. Harapannya dengan dirosah bisa menumbuhkan kembali ruh organisasi dan kader yang mempunyai pemahaman agama Islam yang mumpuni. Dengan kata lain adalah mempersiapkan kader ulama yang berjiwa organisatoris.


Pada satu kesempatan kyai muda yang wasis menyembunyikan marah ini melontarkan stateman *Apa yang kita cari ?*. Pernyataan itu seakan menyindir pempinan organisasi yang salah orientasi dalam berkhidmah jika menjadi pemimpin hanya untuk mencari panggung, untuk mendapatkan keuntungan materi dan mengamankan kepentingannya. 


Harap pria brewokan ini, jangan sampai elit pimpinan pemuda Nahdliyin sekadar mementingkan lobi-lobi ekonomis pada kalangan terbatas, melupakan pemberdayaan kader yang segmentasinya lebih luas. 


Sebagai jawaban pada para rivalitasnya yang meragukan kapasitasnya dan rasa optimisme akan langkah perjuangannya yang visioner Sahabat Budi 'Kyai Tapak Jalak' Cahyono memberi motivasi diri dengan membuat capture di medsos *Kamu bisa mematahkan semangatku tapi tak bisa menghalangi kelahiran kader militan penerus perjuanganku*.


Anda setuju dengan garis perjuangan (baca visi misi) lelaki bersuara bass ini untuk menapaki tangga pimpinan organisasi yang lebih tinggi....???? Wallohu'alam


Ferdy Raspiantori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

Pages