Ket foto :
Transportasi yang akan membawa peserta study banding, Koordinator Komnasdik
Nganjuk Sudjito, SPd dan Plt Diknas Nganjuk Drs, Mokhammad Yasin, M.Si
Nganjuk, Pojok Kiri Mataraman.- Budaya study tour/study banding (perjalanan pendidikan) yang
selalu indentik untuk keluar kota biasanya sering dilakukan pihak sekolah dalam
mengisi waktu libur, kini penyakit tersebut telah menjangkit pada Musyawarah
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (MGMP PJOK) SMP
Negeri/Swasta se-kabupaten Nganjuk. Para guru mata pelajaran (mapel) ini untuk
melaksanakan program ber-rekreasi dengan mengabaikan proses belajar mengajar
sehingga materi pelajaran yang harus diterima para anak didiknya menjadi
terganggu.
Pelaksanaan study tour yang bertujuan awal sangat baik,
karena melalui perjalanan wisata nantinya mampu menambah wawasan dan pengalaman
belajar lebih bagus, agar dirinya mengetahui banyak hal, yang selama ini belum
pernah diketahuinya hingga pada akhirnya wawasan dan pengalaman belajarnya
semakin bertambah lebih luas. Tapi sayangnya rasa ego para MGMP PJOK harus
melupakan profesionalisme profesi.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Sudjito, SPd koordinator
komisi nasional pendidikan (komnasdik) wilayah Nganjuk pada koran ini, para
MGMP PJOK dalam melaksanakan kegiatan study tour hendaknya jangan sampai
disalah artikan, walau berfungsi sangat bagus tapi bisa berakibat buruk pada
anak didik yang ditinggalkannya, dimana proses belajar mengajar di kelas
menjadi terganggu.
"Alangkah baiknya program study banding MGMP PJOK
diagendakan pada saat libur sekolah karena menurut hemat saya peserta program
ini hanya memanfaatkan study banding sebagai ajang rekreasi, supaya hal itu
tidak terjadi, selayaknya mengajukan ijin ke diknas yang berfungsi agar pihak
diknas mengetahui teknis pelaksanaan studi banding tersebut, bukan hanya
mengajukan ijin kepada kepala sekolah di masing-masing satuannya," ujar
Sudjito.
Dilain pihak pengurus MGMP PJOK dan Dinas Pendidikan
kabupaten Nganjuk pada tanggal 01/11 telah mengeluarkan surat prihal dispensasi
study banding nomer 33/MGMP.PJOK.NGK/X. 2018 yang ditujukan pada kepala SMP
Negeri/Swasta se-kabupaten Nganjuk agar berkenan memberikan ijin pada guru
mapel tersebut dalam melaksanakan kegiatan study banding penguatan pendidikan
karakter ke SMP Sunari Loka kabupaten Badung provinsi Bali selama tiga hari
kerja terhitung tanggal 02-05/11. Sedangkan menurut isu diluar, pihak MGMP sama
sekali belum mengajukan ijin ke Diknas.
Dengan adanya isu tersebut pihak "Pojok Kiri"
mencoba menghubungi Samsudin, SPd, M.Pd selaku ketua MGMP PJOK kabupaten
Nganjuk yang awalnya mau mengangkat telephonenya, tapi saat ditanya tentang
program study banding maka telephonenya langsung ditutup, karena koran ini menginginkan
berita yang berimbang, ter-update dan ter aktual maka mencoba mencari informasi
ke para peserta study banding tapi hasilnya kurang memuaskan karena mereka
meengatakan "Saya hanya peserta dan saya takut tidak pas dalam memberikan
jawaban alangkah baiknya sama pengurus saja bapak Samsudin," ujarnya.
Tapi tidak beberapa lama kemudian ketua MGMP PJOK datang
dengan mengendarai mobil PGRI dan tanpa membuang waktu pihak koran ini langsung
mendatanginya, tapi dengan tidak terduga pihak Samsudin juga mengatakan hal yang
sama bahkan mengarahkan koran ini langsung menemui Pengarah MGMP PJOK kabupaten
Nganjuk Tri Sumartana, SPd, M.Pd yang juga sebagai kepala SMPN Nganjuk.
"Maaf mas saya masih punya atasan dan alangkah baiknya tanya langsung ke
pengarah MGMP PJOK bapak Tri Sumarsana, SPd, MPd," ujar Samsudin.
Karena waktu yang tidak memungkinkan untuk mendatangi
pengarah MGMP PJOK yang juga menjabat kepala SMPN 7 Nganjuk, pihak koran ini
langsung mendatangi Plt Dinas Pendidikan Nganjuk Drs, Mokhammad Yasin, M.Si dan
ia merasa kaget dengan informasi adanya program study banding ke SMP Sunari
Loka Badung Bali, dan karena dirinya merasa tidak pernah menerima pengajuan
ijin dari pihak pelaksana kegiatan, maka dirinya akan melakukan pemanggilan
kepada pengurus MGMP PJOK.
"Saya tahu kalau MGMP PJOK pada hari ini mengadakan
kegiatan study banding ke Bali ya dari Pojok Kiri dan untuk selanjutnya saya
akan melakukan konfirmasi langsung dengan cara pemanggilan para pengurus. Sebab
kalau hal itu benar seharusnya pihak MGMP PJOK mengajukan ijin kegiatan
tersebut ke Diknas," ujarnya.
Masih menurut Mokhammad Yasin program dari pemimpin daerah
yang baru adalah untuk selalu cinta kepada Nganjuk, jadi untuk efisiensi dalam
melaksanakan study banding hendaknya memikirkan jarak dan waktu serta yang
terpenting adalah prestasi dari tempat yang akan didatangi dan yang terpenting
khususnya para tenaga pendidik seharusnya lebih mengeksplor kabupaten Nganjuk
lebih baik bukan malah kota lainnya.
"Kalau merasa cinta terhadap Nganjuk seharusnya lebih
mengedepankan kearifan lokal, karena itu kita harus berani menunjukkan kepada
masyarakat luar, kalau Nganjuk layak dijadikan tempat studi tour/studi banding
bagi pelajar/pekerja dari luar daerah, intinya saya sangat mendukung program
bupati Nganjuk untuk lebih cinta terhadap Nganjuk," pungkasnya. (Ind).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar