Madiun, Pojok Kiri – Informasi penyesuaian iuran atas pemberlakuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 Tahun 2020 ditanggapi beragam oleh masyarakat di Indonesia. Ada yang mendukung dan tentu saja ada yang menolak implementasi dari Perpres tersebut, mengingat masyarakat sudah terlanjur berharap atas pemberlakuan pembatalan kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) oleh Mahkamah Agung.
Secara garis besar, Perpres Nomor 64 Tahun 2020 mengatur tentang penyesuaian iuran untuk Kelas I , Kelas II dan Kelas III yang mulai berlaku per bulan April 2020. Itu artinya, bahwa mulai bulan April 2020 akan diberlakukan kembali penyesuaian iuran sebagaimana yang diatur di dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020.
Menanggapi hal tersebut di atas, Mardika (24) meyakini bila pemerintah sudah memikirkan secara matang atas pengambilan keputusan tersebut. Dia memaklumi bila memang tidak mudah untuk mengambil keputusan untuk merubah Perpres tersebut, hal itu dikarenakan memang terdapat beberapa silang pendapat terkait aturan ini.
“Kalau saya sih pada dasarnya sangat mendukung apapun yang telah diputuskan oleh pemerintah saat ini. Sebagai salah satu peserta JKN-KIS Kelas I, sudah tentu saya sangat merasakan kenaikan dari iuran ini. Sebenarnya pemerintah tetap memberikan solusi untuk masyarakat yang merasakan keberatan akan penyesuaian iuran ini. Bisa mengambil kesempatan untuk kembali turun kelas apabila dirasa iuran saat ini sangat memberatkan,” ungkap Mardika.
Dirinya menambahkan meskipun sampai dengan saat ini kartu JKN-KIS belum pernah ia gunakan, akan tetapi sebagai warga negara yang baik dan paham mengenai hak dan kewajiban peserta JKN-KIS l, maka ia tidak pernah lupa untuk membayar iuran setiap bulannya.
“Saya tidak ingin menggunakan kartu JKN-KIS, justru saya ingin selalu sehat sehingga iuran yang selama ini saya bayarkan tetap bisa dimanfaatkan oleh orang yang sangat membutuhkan. Saya juga tidak akan melakukan turun kelas dan alhamdullilah saya selalu rutin membayar setiap bulan. Jangan terlalu merasa bahwa kita rugi membayar premi setiap bulan. Saya anggap bahwa ini adalah salah satu tabungan akhirat buat saya. Sehat itu memang mahal harganya, kadang kita merasa sudah melakukan pola hidup yang baik saja, kita belum tentu bisa selamanya menjamin bahwa kita tidak akan sakit,” tambahnya.
Di akhir perbincangan, pria yang kesehariannya berfrofesi sebagai wira swasta ini berharap bahwa apapun kebijakan dari pemerintah semua tujuan adalah satu yaitu kesejahteraan masyarakat terutama di bidang kesehatan. Sudah saatnya masyarakat Indonesia melek akan asuransi, sudah saatnya kita semua ini berfikir bahwa asuransi itu penting buat kita.
Setiap apapun itu pasti ada risikonya. Dengan adanya asuransi kita meminimalkan adanya risiko. Semoga masyarakat Indonesia yang sudah memanfaatkan program JKN-KIS dapat menyampaikan ke masyarakat luas bahwa program ini memang program mulia dari pemerintah. (ar/rs/yah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar