Madiun, Pojok Kiri – Darminto (77) merupakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) Kota Madiun, yang sangat merasakan betapa bagusnya pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang menjadi mitra BPJS Kesehatan, baik Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Awal cerita dimulai ketika Darminto yang tinggal hanya bersama istrinya, Nanik Kasiyati, mengalami musibah terjatuh di kamar mandi dan mengalami patah tulang belakang. Lelaki yang berusia tak lagi muda itu pada awalnya hanya menganggap sepele sakitnya dan enggan untuk memeriksakan ke dokter. Akan tetapi semakin lama kondisi itu mengakibatkan dirinya kesusahan untuk berjalan dan menggugah inisiatif tetangga nya untuk menceritakan kepada dokter terdekat yang berada di Puskesmas Manguharjo bahwa ada warganya yang mengalami sakit dan tidak mampu berjalan untuk berobat ke Puskesmas tersebut.
“Pertama bapak tidak mau periksa, tetapi ternyata malah ada dokter dari Puskesmas Manguharjo yang mana itu merupakan FKTP warga di sekitar sini, yang datang ke rumah untuk memeriksa bapak dan memberikan rujukan ke rumah sakit karena kondisinya sudah susah untuk berjalan,” cerita Nanik.
Dari awal cerita itulah Nanik melihat bahwa pelayanan dari FKTP begitu maksimal hingga jemput bola mendatangi pasiennya yang memang dalam kondisi keterbatasan tidak bisa langsung datang ke Puskesmas tersebut.
“Saya sama bapak sampai trenyuh melihatnya. Ternyata pelayanan yang diberikan untuk kami sampai sebegitunya, sangat baik dan maksimal. Sampai dokternya sendiri yang ke rumah pasien,” tambahnya.
Tak berhenti sampai di situ, pasangan suami istri itu juga dibuat puas dengan layanan yang diberikan saat Darminto menjalani perawatan di rumah sakit tempat dirinya dirujuk, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun. Mulai dari rawat inap, tindakan operasi hingga pelayanan setelah selesai menjalani operasi.
“Semuanya bagus, ramah-ramah tidak dibentak-bentak. Rumah sakitnya bersih dan waktu pulang juga diberikan alat bantu jalan untuk membantu bapak kalau jalan di rumah. Sampai dengan saat ini juga masih rawat jalan untuk kontrol dan pelayanannya tetap bagus,” cerita Darminto.
Mereka pun berharap agar pelayanan seperti itu tetap di pertahankan atau bahkan ditingkatkan. Sehingga stigma terhadap diskriminasi peserta JKN-KIS tidak merebak di tengah-tengah masyarakat, terlebih bagi mereka yang hanya menilai bukan berdasarkan atas pengalamannya sendiri.
“Saya benar-benar merasa terbantu dan bersyukur memiliki kartu JKN-KIS dari pemerintah. Itu artinya pemerintah benar-benar memperhatikan masyarakatnya dan BPJS Kesehatan juga benar-benar membiayai seluruh biaya pengobatan saya. Saya sudah membuktikan pelayanan baik dan tidak bayar sama sekali. Jadi jangan hanya mendengar dari satu sisi bagaimana BPJS Kesehatan memberikan pelayanan,” tutup Darminto. (ar/tk/yah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar