RSUD DR. SOEROTO NGAWI TERAPKAN SISTEM SIDIK JARI: CUCI DARAH JADI MAKIN MUDAH - Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman

Pojok Kiri Mataraman Kumpulan Berita Dan Informasi Terkini

RSUD DR. SOEROTO NGAWI TERAPKAN SISTEM SIDIK JARI: CUCI DARAH JADI MAKIN MUDAH

Share This
Madiun, Pojok Kiri - RSUD dr. Soeroto Ngawi telah mengimplementasikan komitmennya dalam hal sistem administrasi melalui finger print bagi pasien gagal ginjal yang akan memanfaatkan layanan cuci darah (hemodialisa). Penerapan sistem ini merupakan tindak lanjut dari komitmen bersama antara BPJS Kesehatan dengan PERSI untuk memberikan kemudahan layanan bagi peserta. RSUD dr. Soeroto merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Kepala Instalasi Hemodialisis RSUD dr. Soeroto Ngawi, Sunarto, menyampaikan bahwa dengan adanya sistem finger print ini dari pihak rumah sakit juga merasakan manfaat kemudahannya. Sistem finger print ini memang bertujuan untuk mempersingkat alur administratif pasien gagal ginjal yang sebelumnya harus melakukan pembaruan rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) setiap 3 (bulan) sekali.

“Kalau dari sisi pasien kan mereka merasa dipermudah alurnya, kalau dari sisi kami sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan, sistem finger print tersebut juga mempersingkat waktu kami dalam proses penginputan data pasien. Jadi data pasien sudah terekam dan akan muncul ketika pasien melakukan finger print tersebut. Semoga untuk ke depannya baik dari BPJS Kesehatan dan rumah sakit selalu memberikan inovasi yang memberikan kemudahan bagi pasien dan khususnya peserta JKN-KIS,” ungkap Sunarto.

Salah satu pasien gagal ginjal yang juga merupakan peserta JKN-KIS, Zainatul Wafiroh mengatakan bahwa saat ini dengan adanya sistem finger print tersebut dirinya merasa tidak kerepotan lagi ketika surat rujukan yang digunakan untuk mendapatkan layanan cuci darah telah habis dan harus diperbarui di FKTP.

“Kalau dulu kan tiap tiga bulan sekali harus memperbarui surat rujukannya, jadi ya harus bolak balik. Ke Puskesmas dulu baru bisa ke rumah sakit. Kalau sekarang ya tinggal ke sini saja, mengisi daftar hadir, lakukan finger print, sudah bisa lagsung dilayani,” cerita Zainatul.

Dirinya telah memanfaatkan layanan cuci darah ini selama satu tahun terakhir, sehingga dirinya bisa membandingkan layanan cuci darah tersebut sebelum dan setelah diimplementasikannya sistem finger print.

“Saya rutin melakukan cuci darah ini kurang lebih satu tahun terakhir ini. Walaupun saya sudah terdaftar peserta JKN-KIS semenjak tahun 2014, tetapi bagi saya buah dari ketertiban saya selalu membayar iuran adalah layanan ini. Artinya saya tidak membayangkan kalau saya tidak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dan harus mengeluarkan biaya untuk cuci darah yang rutin saya lakukan ini. Dan saya bersyukur semakin ke sini, pelayanan juga semakin dipermudah sehingga tidak mempersulit pasien,” tambahnya. (ar/tk/yah)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan

Pages